Dipost Ulang Oleh :
Ahmad Fikri Nabil
Bogor - West Java
Kunjungi Sumbernya : http://www.nyoozee.com/film/10-film-indonesia-yang-paling-dinantikan-di-tahun-2016-bagian-1/
Semua orang menantikan film-film Hollywood di tahun 2016, misalnya film Star Trek (Juli), Batman v Superman (Maret), Finding Dory (Juni), dan Assassin’s Creed
(Desember). Tapi minim sekali publik yang menantikan film-film
Indonesia tahun depan. Jangankan menantikannya, mengetahui judul-judul
film yang akan tayang tahun depan saja mungkin tidak.
Industri film Indonesia memang belum cukup menjanjikan. Kualitas
filmnya masih sering dipertanyakan, sementara para pelaku filmnya masih
belum terjamin keberlangsungan karirnya. Satu-satunya yang bisa
menopang, yakni penonton, juga belum cukup ‘setia’. Sebagaimana Nyoozee
pernah bahas sebelumnya pada artikel Mencari Hilalnya Perfilman, penonton film Indonesia masihlah amat minim.
Maka dari itu, Nyoozee telah memilih sepuluh film yang (mungkin)
dapat kita saksikan tahun depan (atau akhir tahun ini). Sebagian sudah
pasti bisa disaksikan tahun depan; sebagian memang belum pasti. Dan
nampaknya, terdapat juga kemungkinan satu atau dua film di sini akan
tidak tayang di bioskop. Film-film non-bioskop seperti the Sun, the Moon, & the Hurricane atau Surat Cinta untuk Jakarta, umumnya beredar di penayangan khusus, festival, atau event-event tertentu.
Artikel ini tentu tidak bermaksud menganggap film lain tidak penting.
Hanya saja film-film berikut ini memiliki poin yang membuatnya layak
dinanti. Lantas film apa sajakah itu? Yuk simak penjabaran berikut:
1. Copy of My Mind
Buat kamu yang mengikuti akun Twitter Joko Anwar tentu sudah mengetahui A Copy of My Mind dari jauh-jauh hari. Sang sutradara memang kerap berbagi update mengenai
film kelima yang ia tulis dan sutradarai ini. Apalagi ketika film ini
melancong ke berbagai festival dunia, seperti Venice, Toronto, dan
Busan.
Filmnya sendiri bercerita tentang seorang pegawai salon (Tara Basro)
dan penjual DVD bajakan (Chicco Jericho). Keduanya menjadi potret
kehidupan sosial kelas bawah Jakarta.
Namun lewat suatu insiden, film berhasil menautkan kehidupan mereka
dengan ‘kehidupan’ para pembuat kebijakan, yang kurang lebih, adalah
salah satu penyebab masyarakat bawah hidupnya susah.
Film ini konon akan tayang di bioskop pada Februari 2016.
2. Kartini
Kartini adalah sosok perempuan yang penting di negeri ini.
Perjuangannya melalui gagasan, praktik, dan tulisan, berbekas hingga
sekarang. Maka dari itu, wajar bila sosok ini kembali difilmkan, setelah
pada tahun 1982 sempat difilmkan oleh Sjuman Djaya.
Adalah Hanung Bramantyo yang akan menggarap film Kartini versi baru ini. Dibintangi oleh Dian Sastro sebagai Kartini, rencananya film biopic ini akan tayang pada bulan April 2016. Menurut Hanung, Kartini versinya memiliki keunggulan pada aspek risetnya.
“Kelebihannya adalah bagaimana kita melihat kelemahan dari
orang-orang terdahulu (dalam menggambarkan sosok Kartini). Dan film bisa
menjadi refleksi di masa depan. Karena sekarang riset jauh lebih mudah.
Salah satunya buku karangan Adi Prayitno yang sangat detail soal
Kartini. Di mana dia tidur, siapa saja pembantunya, keterangan seperti
itu ada semua,” ujar Hanung, dilansir dari Detik.
3. AADC 2
Ada Apa dengan Cinta 2 memang sempat ramai dibicarakan saat film Miles sebelumnya, Pendekar Tongkat Emas,
tengah beredar. Saat itu tersebar pernyataan Mira Lesmana yang akan
membuat lanjutan dari film remaja yang sukses saat era kebangkitan film
Indonesia dulu. Ternyata itu bukan isapan jempol, AADC2 betulan tengah digarap.
Ceritanya sendiri akan melanjutkan gantungnya hubungan antara Cinta dan Rangga yang terpaksa LDR di penghujung AADC pertama. Dan kali ini, narasinya bukan bertujuan untuk iklan.
Bulan pasti tayangnya film ini memang belum disebutkan. Menurut cuap-cuap produser, film ini bisa (paling cepat) tayang pada tahun 2016. Beberapa pemeran untungnya sudah mengkonfirmasi kesanggupannya melanjutkan AADC 2. Hanya satu yang kemungkinan besar tidak ikut serta, yaitu Ladya Cheryl.
Nah, kalau kamu adalah “team Alya”, dan merindukan aktris yang satu ini, kamu bisa baca artikel Nyoozee sebelumnya: 7 Video Klip Musik yang Dibintangi oleh Ladya Cheryl.
4. Gundala Putra Petir
Film berikut ini datang dari Hanung Bramantyo (lagi). Dibandingkan dengan Kartini, rencana produksi film Gundala Putra Petir sebetulnya lebih dahulu terdengar gaungnya. Kurang lebih, sudah setahun lebih Gundala Putra Petir santer terdengar; tapi tanda-tanda kehadirannya belum ada hingga sekarang.
Lamanya produksi Gundala Putra Petir semoga menghasilkan
kualitas yang setimpal. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memang
masih lemah dalam hal film-film yang menggunakan ‘trik’ teknologi pada
aspek visual. Misalnya superhero terakhir yang beredar di Indonesia, yakni Garuda Superhero (2015), yang habis dicaci maki oleh penontonnya.
Dengan sokongan dari pengusaha besar Indonesia, Erick Thohir, dan
tangan dingin Hanung Bramantyo, film ini tentu patut kita nantikan.
Apalagi Erick Thohir sempat berkata bahwa film ini berniat menjadi acuan
film pahlawan super di Indonesia. Ya, semoga film yang tayang tahun depan ini tidak mengecewakan ya.
5. Wiji Thukul
Pada poster memang terpampang angka 2015, tapi sesungguhnya film ini baru akan tayang pada tahun 2016.
Rencana produksi konon datang dari Okky Madasari, sang produser.
Dilansir oleh Rolling Stones, sutradara Yosep Anggi Noen berkata bahwa:
“Ada usaha untuk senantiasa
menyuarakan karya Wiji Thukul tentang kemanusiaan, ketertindasan, dan
kehilangan-kehilangan kita melalui banyak cara; salah satunya adalah
dengan film. Okky dan teman-teman mengajak saya bergabung.”
Setidaknya ada tiga hal yang membuat film ini amat menarik untuk
dinanti: reputasi Anggi Noen sebagai sutradara yang akrab dengan
festival film internasional; sosok Wiji Thukul yang merepresentasikan
perlawanan terhadap kesewenangan pemerintah; dan kebesaran hati keluarga
Wiji Thukul yang membebaskan Anggi untuk berkarya sebebasnya.
6. Nay
Nay adalah film ketiga dari sutradara sekaligus penulis buku, Djenar Maesa Ayu. Film yang tercipta berkat penggalangan dana bersama (crowd-funding) ini kerap disebutkan akan tayang tahun ini. Namun hingga sekarang, belum juga ada kejelasan kapan dan pada acara apa film ini dapat disaksikan.
Filmnya sendiri, sesuai dengan kekhasan sang penulis, mengedepankan perempuan sebagai tumpuan gagasan. Satu-satunya pemeran dalam film ini, yakni Ine Febriyanti, akan menjadi salah satu penentu keberhasilan film. Pasalnya, memang hanya dialah yang tampil secara fisik; tokoh lainnya hanya dalam bentuk audio saja. Sedang penentu lainnya adalah segenap tim produksi yang sudah terjamin kemampuannya.
8. Ziarah
Malang melintang di berbagai festival film internasional sebagai sutradara film pendek, tahun ini BW Purbanegara tengah menggarap film panjang pertamanya yang berjudul Ziarah. Film Ziarah bercerita tentang perjalanan Mbah Sri mencari makam suaminya, Prawiro, yang hilang di zaman perang. Tujuan pencarian Mbah Sri ini sederhana saja; ia ingin dimakamkan di sebelah orang yang paling dicintainya.
Bila merujuk pada film-film pendeknya, harapan besar tentu tersematkan kepada film Ziarah. Apalagi BW Purba terkenal piawai menyuguhkan kedalaman, baik dari segi penceritaan maupun dari segi visual. Harapan ini bisa sekali terwujud, bila kita mengintip salah satu kutipan berikut:
“Ora saklawase pati kuwi gawe pisah, isa uga malah kosok baline.”
(Kematian tidak selalu memisahkan, bisa juga justru sebaliknya)
7. Gila Jiwa
Gila Jiwa disutradarai oleh lima orang, dengan latar belakang beragam, dan mengusung lima genre yang berbeda. Kelima sutradara film tersebut antara lain Ria Irawan, Ade Paloh, Aming, Julia Perez, dan Afgan Syahreza. Lucunya lagi, film ini bukanlah omnibus. Cerita utuhnya cuma satu; genre saja yang ada lima, yakni action, komedi, horor, musikal, dan drama.
Film yang digagas oleh Ria Irawan ini merupakan tanda dari 40 tahun lama karirnya di perfilman Indonesia. Walaupun sebetulnya telah tayang baru-baru ini di Q! Film Festival (QFF), film ini rencananya baru akan masuk pemutaran reguler di bioskop pada awal tahun 2016.
9. Sidewalk Dogs
Tumpal Tampubolon adalah salah satu sineas muda yang karya-karyanya wajib diperhatikan. Semenjak film-film pendeknya beredar di festival lokal dan internasional, karir Tumpal terus menanjak tiap tahunnya. Ia tercatat pernah merengkuh ilmu dari Berlinale Talent Campus di Berlin, Jerman, dan Asian Film Academy di Busan, Korea Selatan. Terakhir, lewat film Tabula Rasa, Tumpal sukses mendapatkan penghargaan penulis skenario terbaik dari FFI.
Lucunya, proyek film panjang pertama dia, yakni Anjing-Anjing Jalanan (Sidewalk Dogs), justru sudah terdengar dari dulu. Kurang lebih sudah dari tujuh tahun yang lalu Tumpal memegang naskah filmnya itu. Tak tanggung-tanggung, naskah itu adalah naskah yang mendapat suntikan dana dari Hubert Bals Fund di JiFFest Script Development Competition (2008). Tapi kira-kira kapan ya filmnya jadi? Tahun 2016 kah? Kita tunggu saja.
10. Tengkorak
Proyek film panjang terakhir yang begitu seru untuk dinanti adalah film Tengkorak dari sutradara Yusron Fuadi. Walaupun belum setenar nama-nama sutradara yang telah disebutkan sebelumnya, tawaran dia melalui film Tengkorak ini amatlah menarik. Ia ingin membuat film science-fiction panjang independen pertama di Indonesia.
Tentu pernyataannya itu bukan omongan asal belaka. Sebab bila meninjau dari webseries di atas, yang mana sudah ada empat bagian, dapat disimpulkan bahwa dia serius. Santai dan penuh guyon, tapi serius; kurang lebih seperti film pendek terakhirnya, yakni Pendekar Kesepian (yang trailer-nya bisa dilihat di sini).
Kira-kira itulah 10 film Indonesia yang begitu dinantikan, dan kemungkinan bisa ditonton tahun depan; atau akhir tahun ini; atau justru dua tahun lagi. Ah, entahlah.
0 komentar:
Post a Comment